Biografi
Emile Durkheim
Emile
Durkheim dilahirkan di Epinal,Prancis,yang terletak di Lorraine. Ia berasal
dari keluarga Yahudi Prancis,ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri
sama sekali secular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk
membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor social dan
bukan ilahi.
Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke Ecole
Normale Superieure(ENS) pada 1879. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de
Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada
saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi,
Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal
kariernya. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia
menempuh ujian agregation.
Minat Durkheim dalam
fenomena sosial juga didorong oleh politik. Durkheim, seorang Yahudi dan
sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu situasi yang
“memukulnya” secara politik. Peristiwa Dreyfus 1894 hanya memperkuat sikapnya
sebagai seorang aktivis. Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim tidak
mungkin memperoleh pengangkatan akademik yang penting di Paris, sebab itu
setelah belajar sosiologi selama satahun di jerman, ia pergi ke Bordeaux pada
1887. Di sana ia mengajar
pedagogi dan ilmu-ilmu sosial, dari posisi ini
Durkheim memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi ilmu-ilmu
sosial dalam kurikulumnya.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada
1893 ia menerbitkan “Pembagian Kerja dalam Masyarakat”, pernyataan tenteng
hakikat masyarakat dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “Aturan-aturan
Metode Sosiolgis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan
bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan jurusan Sosiologi pertama di
Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L’Annee
Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari
kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan. Dan pada 1897, ia
menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang
bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi. Pada 1902, Durkheim akhirnya
mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia
menjadi profesor di Sorbonne. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya yang
terakhir “Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagmaan”.
Perang Dunia
1 mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak
terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan
posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa
enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana membuat ia
sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih
parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dekenai wajib
militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian.
Akhirnya, Rene anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang. Selain
sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga
akhirnya ia terkena serangan jlumpuh dan meninggal pada 1917.
Pendapat saya, kisah dari Emile Durkheim sangatlah menarik dan
inspiratif, tidak hanya ari kisahnya tetapi juga dari teori-teori yang ia
kemukakan. Tidak heran Durkheim dinobatkan sebagai salah seorang yan sangat
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan,khususnya dibidang sosiologi.